Linguistik Umum
KLAUSA
disusun oleh Shafariana, dkk
disusun oleh Shafariana, dkk
I.
Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, kita tentunya membutuhkan bahasa yang merupakan
alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasalah yang menandakan
manusia sebagai makhluk yang berakal. Kita ketahui bahwa bahasa adalah sumber kehidupan
dan kekuatan manusia. Jadi setiap manusia yang terlibat dalam kehidupan
bermasyarakat harus mengenal bahasa. Sebab, bahasa adalah alat komunikasi untuk
menyampaikan maksud, pikiran, dan perasaan kepada orang lain. Maka dari itu
kita sebagai makhluk sosial membutuhkan yang namanya penguasaan bahasa.
Di dalam pembahasan masalah bahasa, salah satu istilah yang kita temukan yakni
linguistik. Linguistik adalah ilmu yang membahas, mempelajari, mengkaji
seluk beluk bahasa secara umum. Sebagai pemula dalam mempelajari ilmu bahasa
secara mendalam, kita akan diberikan sajian dalam bentuk pengantar linguistik. Dalam
pengantar linguistik kita akan mengetahui apa pengertian bahasa dan bagaimana
seluk beluk bahasa itu, serta apa saja yang menjadi kajian linguistik.
Salah satu yang dibahas dalam pengantar linguistik adalah satuan-satuan
bahasa. Satuan bahasa yang dimaksud adalah bentuk lingual yang merupakan
komponen pembentuk bahasa. Wujud satuan bahasa itu yakni fon dan fonem, morf
dan morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, gugus kalimat, paragraf, dan wacana.
Saat mempelajari satuan-satuan bahasa, kita terkadang menemukan kesukaran
untuk membedakan antara frasa, klausa, dan kalimat. Ini disebabkan karena
frasa, klausa, dan kalimat menjadi satu bagian yang tak terpisah atau
keterkaitannya sangat kuat. Sehingga kita terkadang terbalik dalam menentukan
yang mana disebut frasa, klausa dan kalimat. Terkadang kita menyebut frasa yang
seharusnya klausa atau menyebut kalimat yang seharusnya klausa.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dibahas satu persatu tentang
satuan-satuan bahasa tersebut agar pembaca dapat membedakannya secara tepat,
sehingga dalam menempatkan posisi satuan-satuan bahasa tersebut tidak salah.
Oleh karena itu, makalah ini hanya akan membahas tentang klausa secara detail.
Mulai dari pengertian klausa itu sendiri, ciri-ciri yang dimiliki klausa,
sampai dengan jenis-jenis klausa. Dengan begitu, pembaca diharapkan dapat
dengan mudah paham akan klausa dan dapat menempatkan posisi klausa itu dengan
baik dan benar.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal sebagai unsur pembentuk kalimat yang
berstruktur predikatif. Dimana dapat ditandai karena memiliki ciri yakni
terdiri dari minimal sebuah subjek dan sebuah predikat. Selain itu, penulisan
klausa tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.), seru (!), dan tanya (?),
melainkan tanda titik tiga (...). Berikut pengertian klausa dari beberapa ahli:
1. Klausa adalah satuan gramatikal berupa
kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan
berpotensi menjadi kalimat (Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar:235)
2. Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki
tataran di atas frasa dan dibawah kalimat, berupa kelompok kata yang
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan berpotensi untuk
menjadi kalimat. (Kridalaksana, 1993:110)
3. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri
atas subjek, predikat, objek, dan keterangan (Ramlan)
4. Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat
predikatif. Artinya, didalam satuan atau kontruksi itu terdapat sebuah
predikat, bila satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah
klausa. (Chaer:2009,150)
5. Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri
atas dua kata atau lebih dan mengandung unsur predikasi. (H.Alwi)
B. Ciri-ciri klausa
Ciri-ciri yang
terdapat pada klausa sebagai berikut:
1. Terdiri dari satu predikat
2. Terdiri dari subjek
3. Dapat menjadi kalimat jika diberi intonasi
4. Dalam kalimat plural, klausa merupakan bagian
dari kalimat
5. Dapat diperluas dengan menambahkan
fungsi-fungsi yang belum terdapat dalam klausa tersebut
6. Diakhiri dengan tanda baca titik tiga(...)
C. Jenis-jenis klausa
Jenis-jenis
klausa sebagai berikut:
1. Berdasarkan kelengkapan unsur internalnya
a. Klausa lengkap
Klausa lengkap
adalah klausa yang memiliki unsur nternal yang lengkap yakni subjek dan
predikat.
Klausa lengkap
dibedakan menjadi:
1) Klausa lengkap susun biasa
Klausa lengkap
susun biasa adalah klausa dimana unsur subjeknya berada di depan unsur
predikat. Contoh :
Tulisan Hendi sangat berbobot...
S P
2) Klausa lengkap susun balik
Klausa lengkap
susun balik adalah klausa dimana unsur predikatnya berada di depan unsur
subjeknya. Contoh :
Ditulis Andi...
P S
b. Klausa tidak lengkap
Klausa tidak
lengkap atau klausa buntung merupakan klausa yang unsur internalnya tidak
lengkap karena di dalamnya tidak terdapat unsur subjek dan hanya terdapat unsur
predikat, baik disertai maupun tidak disertai unsur predikat. Contoh:
Terpaksa
berhenti bekerja di perusahaan
itu...
P
2. Berdasarkan ada atau tidaknya kata yang
menegatifkan predikat
a. Klausa negatif
Klausa negatif
adalah klausa yang di dalamnya terdapat kata negatif, yang menegasikan predikat
(Ramlan, 1987:137). Yang termasuk kata negatif di sini adalah tidak, tak, tiada, bukan, dan belum. Contoh:
Darius tidak bekerja lagi...
S
K.N P
b. Klausa positif
Klausa positif
adalah klausa yang di dalamnya tidak terdapat kata negatif, yang menegasikan
predikat. Contoh:
Darius bekerja
S
P
3. Berdasarkan kategori primer predikatnya
a. Klausa verbal
Klausa verbal
adalah klausa dimana unsur predikatnya merupakan kategori verba. Contoh:
Rudi membaca koran
S
P.V S
Berdasarkan
kategori verba, klausa verbal dibedakan menjadi:
1) Klausa verbal intransitif
Klausa verbal
intransitif adalah klausa verbal dimana predikatnya merupakan verba
intransitif. Verba intransitif adalah kata kerja yang mempunyai kapasitas
memilki satu atau tidak sama sekali objek. Contoh:
·
Kurnia mandi
S
P.V.I
·
Sungai meluap
S
P.V.I
2) Klausa verbal transitif
Klausa verbal
transtif adalah klausa verbal dimana predikatnya merupakan verba transitif.
Verba transitif adalah kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau
lebih objek Contoh:
Ajeng memakai baju
S
P.V.T O
Berdasarkan
ketransitifan predikatnya, klausa verbal transitif dibedakan menjadi:
a) Klausa aktif
Klausa aktif
adalah klausa yang predikatnya merupakan verba transitif aktif
b) Klausa pasif
Klausa pasif
adalah klausa yang predikatnya merupakan verba transitif pasif.
c) Klausa reflektif
Klausa
reflektif adalah klausa yang predikatnya merupakan verba transitif reflektif.
Verba transitif reflektif adalah verba yang menyatakan “perbuatan” yang
mengenai ‘pelaku’ perbuatan itu sendiri.
d) Klausa resiprokal
Klausa
resiprokal adalah klausa yang predikatnya merupakan verba transitif respirokal.
Verba transitif respirokal adalah verba yang menyatakan kesalingan.
b. Klausa nonverbal
Klausa
nonverbal adalah klausa yang berpredikat selain verba. Contoh:
Gadis itu cantik
S
P
Klausa
nonverbal dibedakan menjadi:
1) Klausa nominal
2) Klausa adjektiva
3) Klausa preposisional
4) Klausa numeral
5) Klausa adverbia
4. Berdasarkan kemungkinan kemandiriannya untuk
menjadi sebuah kalimat.
a. Klausa mandiri
Klausa mandiri
atau klausa bebas adalah klausa yang kehadirannya dapat berdiri sendiri yang
berpotensi menjadi kalimat tunggal. Contoh:
Adik sedang mandi
S P
1
Klausa
b. Klausa tergabung
Klausa
tergabung atau klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya untuk menjadi
sebuah kalimat plural tergabung dengan klausa lainnya. Contoh:
Bapak membaca koran ketika ibu
memasak
S P O S
P
1 Klausa 1 Klausa
Dalam kalimat
plural, klausa dapat berupa:
1) Klausa koordinatif
Klausa dimana
secara gramatik dihubungkan secara koordnatif oleh penghubung-penghubung
koordinatif dan, atau, tetapi, lagi pula, lalu, namun, sebaliknya, malahan,
dan lain-lain. Klausa koordinatif terdiri dari:
i. Koordinasi netral
Contoh: Ibu
mencuci baju dan memasak nasi
ii. Koordinasi kontrastif
Contoh: Ibu
membela adik tetapi ayah mendukung kakak
iii. Koordnasi alternatif
Contoh: Yeni
tidak dijemput, jadi ia pulang dengan jalan kaki atau pulang naik becak
iv. Koordinasi
konsekutif
Contoh: Ali
tidak mengerjakan pekerjaan rumah, jadi dia mendapat hukuman dari guru
2) Klausa subordinatif
Klausa yang
dimulai dengan konjungsi subordinatif seperti agar, karena, jika,sehingga,
meskipun, dan setelah. Contoh:
Jika ayah pulang cepat, ibu akan memasak
III. Penutup
Bahasa sangat erat kaitannya dengan kehidupan bahasa, apapun aktivitas
manusi tentu memerlukan bahasa. Dalam mempelajari bahasa, ada sebuah istilah
yakni linguistik, yang merupakan ilmu yang mengkaji seluk belek bahasa. Dalam
linguistik terdapat satuan-satuan bahasa, salah satunya yakni klausa.
Klausa adalah satuan bahasa sintaksis yang berada di atas frasa dan di
bawah kalimat, yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu
predikat, yang cara penulisannya diakhiri tanda titik tiga (...), dimana dapat
membentuk kalimat tunggal. Klausa memiliki beberapa ciri, salah satunya yang
secara umum dikenali yakni terdiri dari subjek dan sebuah predikat. Jenis-jenis
klausa dibedakan berdasarkan (1) kelengkapan unsur internalnya, (2) ada
tidaknya kata yang menegatifkan predikat ,(3) kategori primer predikatnya, dan
(4) kemungkinan kemandiriannya untuk menjadi sebuah kalimat. Dimana beberapa
dasar pengklasifikasian tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa
tipe, agar pembahasan klausa menjadi lebih detail. Dengan begitu pembaca
menjadi lebih mudah untuk memahami klausa.
DAFTAR PUSTAKA
Nikarlina.2013.Pengertian Klausa Menurut Para
Ahli dan Jenis-jenis beserta Contohnya. http://nikarlina.blogspot.nl . Diakses pada 16 September 2014
N,N.2012.Pengertian dan Jenis Klausa. http://banggaberbahasandonesia.blogspot.com .Diakses pada 16 September 2014
P., A.Wardihan dan Baharman.2014.Pengantar
Linguistik. Makassar: Fakultas bahasa dan sastra Universitas Negeri
Makassar
Qodratillah, Meity Taqdir dkk. 2011.Kamus
Bahasa Indonesia untuk Pelajar.Jakarta:Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa
Komentar
Posting Komentar