Morfologi
PROSES MORFOLOGI
I.
Pengertian Proses Morfologi
Proses
morfologi adalah proses pembentukan kata dari bentuk lain yang merupakan bentuk
dasarnya.
II.
Proses Pembubuhan Afiks
Afiks adalah
suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata yang merupakan unsur langsung
yang bukan kata dan bukan pokok kata yang memiliki kesanggupan melekat pada
bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Proses pembubuhan
afiks atau afiksasi adalah proses membubuhkan afiks pada suatu bentuk, baik
bentuk tunggal ataupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Macam-macam
afiks, yakni:
a. Prefiks (Awalan)
Afiks yang dibubuhkan di awal kata atau
sebelah kiri kata. Yang termasuk presiks yakni meN-, ber-, peN-, per-, di-,
ke-, ter-, se-.
b. Infiks (Sisipan)
Afiks yang dibubuhkan atau disisipi di tengah
kata. Yang termasuk infiks yakni –el-, -er-, -em-.
c. Sufiks (Akhiran)
Afiks yang dibubuhkan di akhir kata atau
sebelah kanan kata. Yang termasuk sufiks yakni –an, -kan, -i, -wan, -wati, -is,
-da, -man, -wi
d. Konfiks
Afiks yang dibubuhkan di awal kata dan di
akhir kata secara bersamaan. Yang termasuk konfiks yakni peN-an, per-an,
ber-an, ke-an, se-nya.
e. Klofiks
Afiks yang dibubuhkan di awal kata dan di
akhir kata secara bertahap atau tidak bersamaan. Yang termasuk klofiks yakni meN
dan -kan, meN- dan –i, di- dan –kan, di- dan –i, memper- dan –kan.
f. Afiks nasal
Afiks yang direalisasikan dalam bentuk m-, n-,
ny-, ng-, nge-, terdapat dalam kata tidak baku. Contoh: nulis, nyisir, ngecat,
ngambil
III.
Proses Pengulangan
Proses
pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan bentuk, baik sebagian
atau seluruhnya, baik dengan variasi fonem atau tidak. Dalam proses pengulangan
atau reduplikasi, ada istilah yakni kata ulang yang merupakan hasil pengulangan
atau hasil reduplikasi. Penulisan kata ulang menggunakan tanda hubung (-). Selain
itu ada proses menentukan bentuk dasar kata ulang, yakni:
o Pengulangan tidak mengubah golongan kata.
Pengecualian imbuhan se-, karena membentuk kata sifat
Contoh:
berkata-kata (kata kerja) ß bentuk dasar berkata (kata kerja)
gunung-gunung (kata benda) ß bentuk dasarnya (kata benda)
o Bentuk dasar selalu berupa bentuk yang
terdapat dalam penggunaan bahasa.
Contoh:
Memperkata-katakan ß bentuk dasar memperkatakan bukan memperkata.
Macam-macam pengulangan:
a. Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh
bentuk dasar, tanpa perubahan fonem, dan tidak berkombinasi dengan afiks.
Contoh:
rumah à rumah-rumah
buku à buku-buku
b. Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan
sebagian bentuk dasarnya yang telah mengalami afiksasi. Dalam pengulangan
sebagian, afiks tidak mengikuti pengulangan, yang mengalami pengulangan hanya
kata dasar saja. Contoh:
Berjalan à berjalan-jalan
Nyanyian à nyanyi-nyanyian
Berlomba à berlomba-lomba
c. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks
Pengulangan yang berkombinasi dengan
pembubuhan afiks adalah pengulangan yang terjadi bersamaan dengan proses
afiksasi dan bersama pula mendukung fungsi. Contoh:
Mobil à mobil-mobilan
Hitam à kehitam-hitaman
d. Pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah
pengulangan bentuk dasar yang mengalami perubahan fonem baik fonem vokal maupun
fonem konsonannnya. Contoh:
Warna à warna-warni
Hiruk à hiruk-pikuk
IV.
Proses Pemajemukan
Kata majemuk
adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya atau terdiri dari satu
unsur kata dan satu pokok kata. Proses pemajemukan kata atau komposisi adalah
proses pembentukan kata majemuk dengan menggabungkan dua kata atau satu kata
dengan satu pokok kata yang membentuk satu kesatuan makna. Contoh:
o Dua kata sebagai unsur : rumah sakit, meja
makan, lemari buku
o Satu unsur kata dan satu pokok kata : daya
tahan, kamar tunggu
Ciri-ciri kata
majemuk:
a. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok
kata. Contoh: kolam renang, pasukan tempur
b. Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan atau
tidak mungkin diubah strukturnya. Contoh: mata gelap, orang tua, rakyat kecil,
bola lampu.
Kata majemuk
dengan unsur berupa morfem unik yakni simpang siur, sunyi senyap.
V.
Tahap Pembentukan Kata
Tahap pembentukan kata dibedakan menjadi:
a. Pembentukan
setahap
Pembentukan setahap terjadi jika bentuk
dasarnya berupa akar atau morfem dasar. Contoh:
o Afiksasi
ber- + jalan à berjalan
-an + nyanyi à nyanyian
meN- + beli à membeli
o Reduplikasi
Baju à baju-baju
Membuka à membuka-buka
Berlarian à berlari-larian
o Pemajemukan atau komposisi
Nasi + goreng à nasi goreng
Jam + dinding à jam
dinding
b. Pembentukan
bertahap
Pembentukan bertahap terjadi jika bentuk dasar sudah mengalami proses
morfologi berupa bentuk polimorfemis yang sudah menjadi kata atau sudah
merupakan hasil pmbentukan sebelumnya. Contoh:
o Afiksasi – afiksasi
ber- + [pakai + an] à berpakaian
meN- + [ {ber- +
laku} + an ] à memberlakukan
o Komposisi-komposisi
[ kereta + api ] + ekspres à kereta api ekspres
[ rumah + sakit ] + umum à rumah sakit umum
o Afiksasi – reduplikasi
[ meN- + buka ] + R à membuka-buka
[ ber-an + lari ] + R à berlari-larian
o Reduplikasi – afiksasi
klmdlmkl
o Komposisi – afiksasi
ber- +
[ campur + aduk ] à bercampur aduk
ber- +
[ jual
+ beli ] à berjual beli
o Komposisi – reduplikasi
[ surat
+ kabar ]
+ R à surat-surat kabar
c. Pembentukan
yang prosesnya melalui perantara
Contoh:
o Ajar à mengajar à pengajar
Ajar à belajar à pelajar
o Satu à mempersatukan à pemersatu
o Baik à memperbaiki à perbaikan
VI.
Bentuk Inflektif dan Derivatif
a. Bentuk
Inflektif
Bentuk inflektif adalah bentuk yang memiliki kelas
kata yang sama dengan bentuk asal itu. Infleksi adalah proses perubahan kata
tanpa merubah kelas kata. Infleksi hanya terjadi pada pembentukan verba
transistif yakni prefiks me- pada verba aktif dan prefiks di- pada verba pasif
tindakan, prefiks zero pada verba imperatif, serta prefiks ter- pada verba pasif keadaan. Contoh:
o Baca à membaca
o Tulis à ditulis
o Minum à minum
o Lihat à terlihat
Bentuk dasar pada bentuk inflektif yakni:
1. Pangkal verba akar yang memiliki makna [ +
sasaran ]. Contoh:
me-
ter-
baca
di-
Ɵ
2. Pangkal bersufiks –kan. Contoh:
me-
ter-
tuliskan
di-
Ɵ
3. Pangkal berprefiks per-. Contoh:
me-
ter-
perdalam
di-
Ɵ
4. Pangkal berkonfiks pe-kan. Contoh:
me-
ter-
pertahankan
di-
Ɵ
5. Pangkal bersufiks –i. Contoh:
me-
ter-
lalui
di-
Ɵ
6. Pangkal berkonfiks pe-i. Contoh:
me-
ter-
perbaiki
di-
Ɵ
b. Bentuk
Derivatif
Bentuk derivatif adalah bentuk yang memiliki
kelas kata yang berbeda dari bentuk asal. Derivatif adalah proses pembentukan
kata dengan mengubah kelas kata. Dalam proses derivatif, memiliki pembentukan
verba me-, namun tidak dapat diganti sufiks di- maupun ter- seperti pada bentuk
inflektif. Contoh:
Me- derivatif : melompat, membengkok
di- derivatif : dimaksud
ter-derivatif : terlena, tertidur
o Baca à pembaca
o Tulis à penulis
Komentar
Posting Komentar